Laman

Sabtu, 01 Maret 2014

Kehidupan Pada Masa Kerajaan Kutai



Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu yang terletak di tepi Sungai Mahakam dan berpusat di Muarakaman. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini telah berkembang sejak abad IV masehi. Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui dari tujuh buah prasasti Yupa yang ditemukan di Muarakaman, tepi Sungai Mahakam. Kerajaan ini diberi nama Kutai karena ditemukan di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Pemberian nama ini dilakukan karena tidak ada prasasti yang menyebutkan tentang nama asli kerajaan ini. Raja pertama dari Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Sedangkan raja yang terbesar dari Kerajaan Kutai adalah Mulawarman. 

a.      Kehidupan Sosial
            Kehidupan sosial masyarakat Kutai mendapat pengaruh dari ajaran agama hindu. Agama hindu menjadi pegangan bagi masyarakat yang menganutnya. Penganut hindu di Kerajaan Kutai menerapkan sistem kasta dalam kehidupan sosial. Tidak seperti sistem kasta yang ada di India yang menerapkan 4 kasta, di Kerajaan Kutai hanya menerapkan sistem 2 kasta yakni kasta brahmana dan kstaria. Sistem kasta ini juga tidak seketat seperti yang di terapakn di India karena masyarakat Kutai masih menerapkan kebudayaan asli. Agama hindu di Kutai mengalami akulturasi dengan kebudayaan local. Hal ini terlihat dari kebudayaan yupa pada setiap upacara kurban. Yupa merupakan wujud akulturasi antar kebudayaan Hindu-Budha dan kebudayaan megalitikumberbentuk menhir. Akulturasi budaya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia bersikap aktif dalam menerima unsur budaya asing. Perilaku ini telah menjadikan budaya Indonesia menjadi lebih beragam.
b.      Kehidupan  Ekonomi
                  Perekonomian kerajaan Kutai sangat bergantung dengan keberadaan Sungai Mahakam. Berdasarkan bukti yang ditemukan dapat diketahui bahwa perekonomian Kerajaan Kutai terletak di sector perdagangan, pertanian, dan peternakan. Kerjaan Kutai sangat terkenal dengan hasil hutannya seperti getah kayu meranti, dammar, gaharu, rotan, batu permata, dan bulu-bulu burung yang indah. Komoditas tersebut diperdagangkan ke luar melalui pelayaran di sepanjang Sungai Mahakam. Keberadaan 20.000 lembu yang digunakan oleh Raja Mulawarman untuk para brahmana yang tercantum dalam prasasti Yupa menunjukkan tentang adanya usaha peternakan yang dilakukan oleh masyarakat Kutai.
c.       Kehidupan Agama
                  Agama yang berkembang dalam masa Kerajaan Kutai adalah agama hindu. Agama ini berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Asmawarman. Agama hindu yang berkembang di kerajaan ini adalah agama Hindu Syiwa. Penganut agama ini menyembah Syiwa sebagai dewa tertinggi. Dewa Syiwa diyakini sebagai symbol Brahman ( Tuhan ) yang memiliki kekuatan melebur alam semesta. Perkembangan agama Hindu Syiwa dibuktikan dengan adanya tempat suci yang bernama Waprakeswara. Waprakeswara merupakan tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa. Di pulau Jawa tempat tersebut disebut Baprakeswara. Agama ini menjadi agama resmi Kerajaan Kutai, meskipun demikian agama tersebut hanya berkembang di wilayah istana. Masyarakat Kutai masih menerapkan kebudayaan asli yang bertumpu pada kepercayaan kaharingan. Kaharingan adalah kepercayaan masyarakat Dayak yakni menyembah Ranying Hatalla Langit yang telah menciptakan alam semesta. Penganut kaharingan juga mengenal upacara pembakaran mayat seperti Ngaben dalam agama Hindu, oleh karena itu sejak tanggal 20 April 1980 kaharingan dimasukkan ke dalam kategori agama hindu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar