Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan
ini terletak di wilayah Bogor, Jawa
Barat dan berkembang sekitar abad IV-VII Masehi. Keberadaan kerajaan ini dapat
dilacak dari tujuh prasasti yang ditemukan, yaitu lima prasasti di daerah Bogor
dan dua prasasti di wilayah Jakarta dan Lebak Banten. Ketujuh prasasti tersebut
adalah prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Tugu, Pasir Awi, Muara Cianten,
dan Lebak. Dari informasi yang tercantum dalam prasasti tersebut dapat
diketahui bahwa kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan hindu beraliran
Waesnawa. Kerajaan ini didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun
358. Kerajaan Tarumanegara mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Raja
Purnawarman, hal ini tercantum dalam prasasti Tugu.
a. Kehidupan Sosial
Kehidupan
masyarakat pada zaman Kerajaan Tarumanegara sangat tertata rapi, hal ini
tunjukkan dengan adanya upaya Raja Purnawarman untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya. Raja purnawarman juga memperhatikan kaum brahmana setiap ada
pelaksanaan upacara kurban. Masyarakat Tarumanegara terbagi atas dua golongan,
yaitu golongan masyarakat berkebudayaan agama Hindu dan golongan masyarakat
berkebudayaan asli. Masyarakat berkebudayaan agama hindu hanya berkembang di wilayah
istana. Masyarakat Tarumanegara dikenal
memiliki hasil kebudayaan tinggi. Mereka telah menguasi teknik penulisan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta. Hal ini dapat dibuktukan dengan ditemukannya
tujuh prasasti di daerah Bogor dan Jakarta.
b. Kehidupan Ekonomi
Sebagian
besar perekonomian masyarakat Tarumanegara bertumpu pada sector pertanian dan
peternakan. Pada masa pemerintahan Raja Purnawarman, sector pertanian di
Kerajaan Tarumanegara berkembang pesat. Dalam prasasti Tugu Raja Purnawarman
memerintahkan rakyatnya untuk membuat saluran Gomati sepanjang 12 km yang
berguna sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir serta sarana lalu lintas
pelayaran antar daerah. Setelah pembangunan saluran Gomati, Raja Purnawarman mengadakan
selamatan dengan memberikan hadiah kepada para brahmana 1.000 ekor sapi. Dengan
demikian menandakan bahwa sector peternakan pada masa itu berkembang dengan
baik.
c.
Kehidupan
Agama
Agama Hindu yang berkembang di
wilayah Kerajaan Tarumanegara adalah Hindu Waesnawa atau Hindu Wisnu. Bukti ini
terdapat dalam prasasti Ciaruteun yang dibuat dengan meninggalkan jejak kaki
Purnawarman sebagai lambing penjelmaan Dewa Wisnu. Dalam agama ini Dewa Wisnu
dianggap sebagai Dewa tertinggi. Agama ini hanya berkembang di wilayah istana
atau keluraga/kerabat besar kerajaan. Sementara itu masyarakat Tarumanegara
sebagian besar menganut kepercayaan asli yaitu animisme dan dinamisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar